Bikin Melongo,Kisah Orang Indonesia Jadi Sopir Truk di Kanada, Gajinya Rp 30 Juta Per Minggu


Foto: Dok. Bagus Ananda Putra. Kisah orang Indonesia jadi sopir truk di Kanada.
Jambitransnews.com - Di luar negeri, profesi sopir truk tidak bisa dipandang sebelah mata. Contohnya seperti yang dialami Bagus Ananda Putra, warga Indonesia asal Pulau Bali itu menjalani profesi sebagai sopir truk di Kanada, Amerika Utara, dengan penghasilan mencapai Rp 30 jutaan per minggu. Seperti apa kisahnya?

Bagus Ananda Putra sudah merantau ke penjuru dunia sejak 2003. Bagus mengaku meninggalkan Indonesia sejak umur 25 tahun untuk bekerja di kapal pesiar. Kemudian sejak 2008 hingga sekarang ia menetap di Kanada, ia bahkan menikah dengan warga lokal dan sudah dikaruniai dua anak.

Kepada detikOto, Bagus bercerita alasannya menekuni profesi sopir truk. Menurut dia, sopir truk merupakan salah satu pekerjaan yang mudah diperoleh dibanding pekerjaan lainnya. Misal untuk memperoleh lisensi pengemudi truk, cukup gampang dan cepat proses kursusnya.

"Alasan saya pilih profesi sopir truk, satu karena sekolah untuk pengemudi truk itu tidak lama. Beda dengan profesi lain yang sekolahnya agak lama. Jadi saya kursus di truck driving school itu masa sekolahnya cuma 90 jam," kata Bagus kepada detikOto melalui sambungan telepon (12/10).

Dijelaskan Bagus, biaya untuk mendapatkan lisensi kelas 1 di sekolah mengemudi truk mencapai 4.000 CAD (dolar Kanada) atau setara Rp 46 juta. Tapi untuk sekarang, tepatnya sejak 2018 hingga saat ini biaya kursus mengemudi truk di sana sudah tembus 10.000 CAD (Rp 115 juta), tapi dengan waktu kursus lebih lama, yakni 120 jam.

Selain karena proses mendapatkan SIM kelas 1 yang lebih cepat, alasan lain Bagus menekuni profesi sopir truk tentunya karena potensi pendapatan yang besar. "Di sini kalau pekerja kasar kayak kita lebih dihargai dari orang yang kerjanya berdasi. Dari segi penghasilan, kita bukan menang sih, tapi banyak benefitnya," jelas Bagus.

Bagus mengatakan, untuk pengemudi truk pemula bisa menerima upah Rp 264 ribu sampai Rp 276 ribu per jam. Dan jika levelnya sudah pengalaman, maka gajinya lebih besar, bisa mencapai Rp 655 ribu per jam.

"Nggak tentu ya. Kadang-kadang kalau newly graduated itu, sopir baru-baru tamat sekolah itu biasanya tidak bisa dapat perusahaan yang bayar dengan (gaji) standar, itu kira-kira dia dapatnya 23-24 dolar lah sejam," katanya.

"Tapi kalau kita sudah mempunyai pengalaman bagaimana kita drive di winter, bagaimana kita drive di gunung, bagaimana kita nyetir di jalan raya, kita harus punya pengalaman yang kayak begitu juga. Jadi perusahaan yang bagus-bagus itu nyari kita gitu," sambung Bagus.

"Kalau di tempat saya (Martin Brower Company), bawa double trailer itu dibayar 57 dolar per jam. Kalau saya bawa satu trailer, dibayar 46 dolar per jam, pas saya nurunin barang--karena saya delivery driver--kalau saya nggak pegang setir saya dibayar 31 dolar sejam, pas nurunin barang itu"

"Jadi kalau itu di musim panas atau summer, ini terang-terangan saja, saya dibayar setiap minggu, nggak setiap bulan. Saya dapat kadang-kadang 2.700 dolar (Rp 31 juta) per minggu, bisa juga 2.200 dolar (Rp 25,3 juta), tertinggi saya dapat 2.700 dolar dan terendah 2.100 dolar seminggu (Rp 24,1 juta)," bilang Bagus.

"Ya, lumayan lah. Untuk hidup di sini sebagai truck driver ya masih bisalah kita bergaya. Artinya, nggak perlu berpikir lah kita kalau mau beli barang yang diinginkan. Pengin beli ini, pengin beli itu, nggak usah berpikir lagi," bilang Bagus.bisalah kita bergaya. Artinya, nggak perlu berpikir lah kita kalau mau beli barang yang diinginkan. Pengin beli ini, pengin beli itu, nggak usah berpikir lagi," bilang Bagus.


Sumber : Detik.com