Jambitransnews.com - Desa Tapen di Kecamatan Tapen, Bondowoso, Jawa Timur mendadak terkenal lewat media sosial. Penyebabnya banyak pemuda yang berhasil menjadi YouTuber. Di mana konten kreator yang mereka hasilkan laku dan menjadi viral.
Para pemuda di desa ini hampir sebagian besar konten kreator menghasilkan materi hingga ratusan juta rupiah dari hasil adsense YouTube. Dengan uang yang mereka hasilkan mampu membeli mobil dan motor keluaran terbaru, bahkan membeli rumah mewah hingga melunasi utang-utang orang tua.
Suasana Dusun Posong sekilas hampir sama dengan kampung lainnya. Namun yang tak biasa adalah deretan mobil-mobil keluaran terbaru yang dimiliki para pemuda menghiasi kampung YouTuber ini.
Keberhasilan para pemuda tak lepas dari sosok Imam Januar, inisiator kampung YouTuber. Imam mengaku sama sekali tak pernah menyangka belajar autodidaknya mengenai YouTube akan membuahkan hasil seperti saat ini. Selain itu bisa membantu pemuda di kampungnya menjadi YouTuber hingga menghasilkan uang puluhan hingga ratusan juta rupiah per bulan.
Karena jarang dilihat orang pergi bekerja ke luar rumah, dulu Imam mengaku sempat jadi sasaran fitnah tetangga. Apalagi dia berasal dari keluarga dengan ekonomi pas-pasan. Namun mendadak bisa merenovasi rumah, membeli kendaraan, bahkan dapat melunasi utang-utang.
"Awalnya sulitnya lapangan pekerjaan dan gak diterima saat melamar kerjaan. Akhirnya saya belajar YouTube sama Mas Imam Januar," kata Muhammad Jamal Khairullah, salah seorang YouTuber di Desa Tapen.
Saat ini, Jamal mengaku berkat jadi YouTuber dirinya bisa melunasi semua utang orang tua, beli motor, mobil, membangun rumah.
Sedangkan Imam Januar menuturkan alasan terjun jadi YouTuber karena bisa mendapatkan passive income. "Selain itu tanpa modal kita bisa mendapatkan uang, tanpa rumit kita dapat uang," katanya.
Imam mengaku saat ini banyak pemuda dari luar daerah yang datang untuk belajar jadi YouTuber ke kampung Youtuber Desa Tapen. Para pemuda yang belajar YouTuber berasal dari Lampung, Medan, Depok, Gorontalo, Aceh, Jakarta, Bandung, Jogja dan Bogor.
Jika biasanya setamat SMA para pemuda di sini banyak yang menganggur atau mengadu nasib ke Bali atau Surabaya maupun kota besar lainnya, maka kini mereka lebih berdaya dengan lebih banyak tinggal di rumahnya mengelola kanal YouTube.
Sumber :Sindonews
Social Plugin