Kisah Lebaran Keluarga Besar 124 Orang, Jalan ke Masjid Seperti Rombongan Pengantin



JAMBITRANSNEWS.COM
- Ada saja kisah unik dalam merayakan momen Idul Fitri.

Hal ini juga yang terjadi pada keluarga besar yang memiliki anggota lebih dari 100 orang.

Keadaan membaik, momen Idul Fitri 1443 H ini menjadi kesempatan bagi para perantau untuk mudik dan kumpul bersama keluarga.

Begitu pula dengan Keluarga Kamariah yang memiliki cerita unik ini.

Keriuhan suasana hingga gelak tawa menghiasi rumah Keluarga Kamariah yang berada di Kampung Gadek di Alor Gajah, Melaka.

Acara kumpul keluarga ini menjadi tradisi wajib di keluarga mereka.

Salah satu anggota Keluarga Kamariah, Zaleha Mohamed Daud, menuturkan kalau tradisi ini dilakukan sejak tahun 2014 silam.

Melansir mStar, acara kumpul keluarga ini digelar setiap dua tahun sekali.

"Dua tahun sekali kami akan berkumpul di rumah nenek di Kampung Gadek. Ibu saya merupakan anak sulung dari mendiang Kamariah Karim dan Abd Ghani Saman. Total mereka 10 bersaudara," ujar Zaleha.

Ada 124 orang yang ikut berkumpul di momen Idul Fitri 1443 H kemarin.

"Semua yang ikut berkumpul untuk merayakan Idul Fitri pada 2 Mei lalu ada 124 orang. Ada 5 generasi dari nenek moyang hingga keturunan Keluarga Kamariah," lanjutnya.

Lebih lanjut, Zaleha menuturkan bahwa setiap kali ada anggota baru, mereka akan diberitahu soal tradisi Keluarga Kamariah.

Setiap anggota baru juga diwajibkan untuk ikut berkumpul.

"Syukur Alhamdulillah semua anggota keluarga baru setuju dan bersedia ikut tradisi yang telah dibuat sejak 2014 silam," papar Zaleha.

Kumpul bersama, setiap anggota keluarga sudah memiliki tugasnya masing-masing ketika tiba di kampung.

"Kami akan mulai berkumpul di hari kedua jelang Ramadan sampai hari kedua atau ketiga Syawal. Masing-masing anggota keluarga sudah tahu tugas mereka seperti memasak atau beberes rumah," kata Zaleha, seperti yang TribunNewsmaker.com kutip dari mStar.

Di hari Raya Idul Fitri, mereka akan berkumpul untuk mengumandangkan takbir bersama hingga saling bersalaman memaafkan.

"Untuk uang THR, mereka harus mengantri sesuai usia. Yang paling beruntung yakni mereka yang belum bekerja meski usia sudah di atas 25 tahun," beber Zaleha.

Setelah takbiran, mereka semua akan melaksanakan salat Idul Fitri di lokasi dekat rumah.

"Tempat salat Idul Fitri hanya berjarak 100 meter dari rumah. Kami semua berjalan kakai seperti rombongan pengantin," kata Zaleha.

Setelah salat id, semua anggota keluarga akan mengunjungi rumah saudara yang lainnya bersama-sama dengan naik mobil yang jumlahnya cukup banyak.

Bahkan tradisi kumpul Keluarga Kamariah ini juga dirasakan oleh tetangga mereka.

Menurut para tetangga, tradisi kumpul Keluarga Kamariah akan terasa sunyi apabila mereka tidak kumpul bersama.

Berbagai keseruan juga terjadi mulai dari rebutan kamar mandi hingga setrika.

"Tidak semua memilih tinggal di hotel karena rumah ini besar dan banyak yang ingin tinggal bersama," ujar Zaleha.

Meski ada 5 kamar mandi, tetap saja kebiasaan rebutan toilet tetap terjadi.

Mereka akan mulai mandi pukul 4 pagi agar mendapat giliran secepatnya.

Sedangkan anak perempuan biasanya mendapat tugas menyetrika baju Lebaran.

Tak hanya itu, mereka juga memiliki fotografer pribadi sehingga ada banyak momen yang berhasil diabadikan dengan indah.


Sumber : TRIBUNNEWSMAKER.COM