Petani Sawit Teriak Anjloknya Harga TBS,Ini Respons Mendag Zulhas
JAKARTA - Semenjak adanya larangan ekspor crude palm oil (CPO) yang diberlakukan pada beberapa bulan lalu, harga Tandan Buah Segar (TBS) petani sawit mengalami penurunan yang cukup drastis dari harga sebelumnya. Padahal saat itu harga CPO dunia sedang tinggi-tingginya, namun karena adanya larangan ekspor CPO, praktis membuat TBS para petani sawit tidak terserap oleh produsen CPO.
Meski kemudian larangan ekspor CPO telah dicabut oleh pemerintah, namun harga TBS belum juga pulih. Terkait hal itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau Zulhas menyampaikan, dengan sudah dibukanya keran ekspor, ketersediaan minyak goreng di pasar juga sudah melimpah, harga TBS petani bisa terkerek naik.
Ini maksudnya kita keliling ini itu, kalau minyaknya lancar, produsen lancar, jualannya lancar, ekspor lancar, akhirnya beli lagi, TBS akhirnya harganya naik," kata Mendag Zulhas di pasar Klender, Jakarta Timur, Rabu (22/6/2022).
Kalau ini tidak lancar, Tanki CPO ini masih penuh, tidak bisa beli TBS kan, makanya kita percepat (distribusinya)," lanjut Zulhas.
Bahkan Mendag menargetkan, saat ini produksi minyak goreng bisa tembus 300 ribu ton perbulan. Untuk percepatan distribusi, minyak goreng curah bakal menyasar ritel modern, dengan mengubahnya menjadi minyak goreng kemasan sederhana.
Adapun saat ini, penjualan MGCR (minyak goreng curah rakyat) sudah berada di 13.968 titik yang berada di 20 Provinsi di 211 kabupaten/kota. APKASINDO (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia) pada 7 Juni lalu mencatat harga TBS para petani swadaya dihargai Rp1.700/Kg, padahal pemerintah telah membuka keran ekspor CPO, namun dinilai belum ada peningkatan harga TBS petani. Mantan Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi juga sempat menjanjikan ketika pasokan suda lancar dan serapan minyak goreng sudah normal, maka harga TBS petani bisa kembali di harga Rp3.000/kg.
Sumber : Sindonews.com
Social Plugin