BATANGHARI,- Atas nama Pemerintah dan masyarakat Sungkai, Kepala Desa (Kades) Sumardi undang Bupati Batanghari dan jajaran silaturahmi serta halal bihalal di Balai Desa, Kamis (18/05/2023).
Dihadapan masyarakatnya, Kades Sumardi mengucapkan selamat datang atas kedatangan orang nomor satu di ‘Bumi Serentak Bak Regam’ beserta rombongan. Mewakili pemerintah serta masyarakat, dirinya juga memohon maaf lahir dan batin.
“Selanjutnya kalau sudah pak Bupati hadir di sini, tentunya kami banyak kehendak. Pak Bupati tadi sudah melewati jalan dari Simpang Tiang Tunggang sampai ke balai desa ini, mudah-mudahan APBD Batanghari tahun depan naik sehingga ini akan terealisasi jalan aspal dari Tiang Tunggang sampai ke Perumahan 2,” ungkapnya.
Kades Sumardi juga meminta pembangunan jalan dari desa yang ia pimpin dapat diteruskan pembangunannya hingga ke Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi. Tak hanya itu saja, dia (Kades Sumardi-red) juga ajukan pembangunan jalan baru dari Desa Sungkai menuju ke Desa Pompa Air. Selain itu, ia juga meminta agar Pemerintah Kabupaten Batanghari menggelontorkan dana guna membangun jembatan penghubung yang terbuat dari kayu dan berada di sebelah Balai Desa Sungkai.
Ketika jalan bagus akan berbelanja ke Batanghari, imbas dari itu masyarakat desa kami bermunculan UMKM. Saya berharap masyarakat Bahar 6, 12 dan sekitarnya akan menyekolahkan anaknya ke MTS AL Hidayah kemudian SMK di Pompa Air,” imbuhnya.
“Kemudian di sebelah kantor desa ada jembatan kayu dan sekarang sudah turun. Kalau tidak salah ini sudah tiga empat kali diusulkan, saya berharap kedepannya ini akan terealisasi. Kami menyadari bahwa APBD Batanghari tidak hanya untuk membangun Desa Sungkai, tapi kami berharap ini akan menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Batanghari dan kami masyarakat Desa Sungkai selalu mendoakan Bapak Bupati Batanghari sehat panjang umur sehingga bisa melanjutkan pembangunan-pembangunan di Tahun 2024,” tuturnya.
Sementara itu, Bupati Batanghari Muhammad Fadhil Arief menyebutkan apa yang diajukan oleh Kades Sungkai sudah hampir Rp. 30 miliar. Jumlah desa dan kelurahan di Batanghari sebanyak 124, jika diberi jatah Rp. 30 miliar per desa maupun kelurahan akan sangat membutuhkan uang APBD yang sangat besar.
“Wah ini besar duitnya kan. Tapi dak apa-apa, bahwa pada saat amanah itu kita pegang kita harus pandangan jauh ke depan, kita harus punya visi. Allah tidak akan merubah suatu kaum kalau kaum itu tidak mau merubahnya, salah satu bentuknya dengan impian kita tadi,” kata Bupati Fadhil.
Lanjut Bupati Fadhil, pada saat menduduki suatu jabatan ada hal yang ingin dibuat di tengah masyarakat. Karena semua yang menduduki posisi tertentu, pasti ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.
“Yang menjadi Imam, Khotib, Guru, Dokter, Perawat, Anggota Dewan, Kepala Dinas termasuklah jadi Bupati pasti pengen menjadi orang baik. Yang menurut nabi itu jelas, orang baik itu adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain. Kita menduduki suatu posisi, dalam rangka menambah manfaat kita kepada orang lain,” jelas Fadhil.
Dijelaskan Fadhil, ia tidak pernah berpikiran untuk menjadi Bupati Batanghari, jadi Sekda Muaro Jambi saja termasuk yang paling muda di Indonesia. “Kemudian adalah panggilan, panggilan dari kampung halaman kita kabupaten Batang hari. Disampaikan oleh sahabat saya keluarga saya, kayaknya kau ikut nyalon Dil soal menang apa kalahnya belakangan, paling tidak ada niat kita untuk merubah kabupaten Batanghari,” bebernya.
Pada saat itu dirinya mendapati data bahwa, hampir 70% jalan di Kabupaten Batanghari dalam kondisi rusak. Menurut Fadhil, dengan kondisi begitu tidak mungkin orang Batang hari yang menggantungkan hidupnya di sektor pertanian bisa sejahtera.
“Kalau dia ngangkat hasil pertaniannya susah keluarnya, kalau dia menjangkau kebunnya susah dianya, karena apa akan begitu besar biaya-biaya yang dikeluarkan yang seharusnya tidak keluar. Ongkosnya lebih mahal, ban motor lebih cepat bocor, rantainya lebih cepat haus, kemudian jarak tempuhnya menjadi lama,” terang Fadhil
Karena kita dulu menginginkan bahwa dari desa-desa dalam di kecamatan Bajubang ini setengah jam sampai ke Bulian, supaya urusannya menjadi lancar dan itu akan berdampak baik bagi ekonomi masyarakat Kabupaten Batanghari. Memang kami minta maaf nian rencana jalan itu seharusnya tuntas sampai ke Bungku, tapi karena rekannya, pemegang proyeknya, kontraktornya wanprestasi, sehingga putuslah dia di Pompa Air. Upaya kita sudah, tapi ada kuasa lain yang ditakdirkan Tuhan sehingga jalan itu tidak selesai dibangun. Mudah-mudahan ke depannya bisa kita lanjutkan,” lanjutnya.
Terkait permintaan pembangunan jembatan penghubung antar desa yang dilalui oleh masyarakat, Bupati Fadhil langsung memerintahkan Sekretaris Daerah Kabupaten Batanghari untuk melakukan pengecekan. “Nanti yang jembatan pak Sekda cek ya, apakah jembatan atau box,”pungkasnya...(zom)
Redaksi
Social Plugin